Pada akhirnya aku mendaftar kembali menjadi relawan dengan jalur self funded sebuah startup yang bergerak di bidang sosial dan masyarakat.
Di sinilah aku akan menuliskan secara jelas untukmu yang tertarik menjadi volunteer agar mempunyai gambaran kegiatan apa saja yang dilakukan ketika mengabdi ke masyarakat.
Apa itu Relawan?
Relawan / Sukarelawan adalah orang yang ikut kegiatan sukarela ( Bahasa Inggris : Volunteering ). Kegiatan ini bermaksud untuk membantu orang lain dalam hal kebaikan dan tidak hanya menjadi relawan bencana alam saja. Relawan dibagi menjadi beberapa divisi seperti, divisi pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan, penyelamatan darurat (rescue), dll.
Kenapa Menjadi Relawan?
Alasan kenapa aku ingin menjadi relawan yang tidak dibayar bahkan, aku rela membayar untuk menjadi relawan karena rasa penasaranku yang tidak mengalami kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata di Kampus) beberapa tahun lalu.
Setelah aku berbincang bersama teman-teman volunteer, ternyata mereka juga memiliki alasan yang sama ketika kita mengabdi di Nusa Penida.
Alasan lainnya, menjadi relawan adalah impian kecilku yang harus ku wujudkan sebelum menikah. Ketika sudah menikah kehidupan pasti berubah drastis. Salah satunya aku sudah tidak memiliki kebebasan seperti saat ini.
Aku bukan tipikal orang yang suka menghabiskan uang untuk jalan-jalan. Aku punya prinsip, ketika aku keluar rumah minimal ada yang bisa dibawa pulang, entah itu uang, teman, maupun pengalaman. Aku tidak mau menyesalinya dikemudian hari.
Tinggal Bersama Warga Lokal di Batumadeg
Desa Adat Batumadeg (doc.pribadi) |
Aku bergabung bersama startup peduli lingkungan karya mahasiswa UII Yogyakarta. Startup ini bernama "AiKite" yang artinya Air Kita yang berasal dari Bahasa Bangka.
Diawali titik pertemuan berada di Pelabuhan Gilimanuk pukul 08.00 WIB. Sehari sebelumnya aku berangkat menggunakan kereta api Sri Tanjung - ekonomi 12 jam dari Solo Balapan dengan harga tiket Rp94 ribu rupiah. Untungnya aku dapat teman yang berangkat dari Yogyakarta jadi, perjalanan seharian di kereta api tidak membosankan diwarnai canda tawa kami.
Kami tinggal di satu rumah yang disebut dengan Rumah Volunteer. Rumah ini merupakan rumah warga lokal. Ada beberapa peraturan yang tidak boleh dilanggar sesuai kepercayaan warga setempat seperti, tidak boleh menginjak dengan sengaja dan memindahkan banten (persembahan sembahyang), tidak boleh masuk ke Pura bagi yang sedang haid, tidak boleh memindahkan air dari kamar mandi ke dapur maupun sebaliknya.
Di rumah ini kami tidur bersama di lantai dan di dalam kamar menggunakan kasur. Aku memilih di kamar saja karena tidak pernah tidur di lantai yang beralas karpet. Rumah Volunteer juga sudah disediakan selimut, bantal, dan guling.
Di Nusa Penida mengalami krisis air bersih jadi, di Rumah Volunteer air PDAM hanya mengalir 2 hari sekali. Di depan rumah ada satu sumur yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari jika air PDAM tidak mengalir. Para relawan juga harus menimba setiap mau menggunakan kamar mandi. Di sinilah untuk pertama kalinya aku menimba dan tidak ada masalah.
Program Selama di Nusa Penida
Siswa-Siswa SMPN 6 Nusa Penida Kelas 2 |
Jujurly mereka ganteng-ganteng ya, em.. wajahnya sesuai umur mereka. Dulu di SMP-ku cowok-cowoknya badannya besar dan mukanya kayak anak SMA haha.
Kali ini kita membuat proyek "Rainwater Harvesting" untuk kegiatan sosial berupa penyuluhan terhadap masalah air, sanitasi, dan kebersihan ( hygiene ) yang berlokasi di SMPN 6 Nusa Penida. Pemanenan air hujan (Rainwater Harvesting) adalah sistem pengumpulan air hujan dalam sebuah tangki/reservoir yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali menjadi alternatif sumber air bersih.
Kegiatan Selama Menjadi Volunteer
Day 1, Pengenalan masyarakat Banjar Adat Penutuk, Nusa Penida, interview warga bersama kelompok, dan village tour.
Day 2, Volunteer menjadi fasiliator kegiatan sosialisasi edukasi RWH (Rainwater Harvesting) kepada murid SMPN 6 Nusa Penida.
Day 3, Panitia mengedukasi relawan tentang RWH ( kegiatan hampir sama dengan day 2 ) lokasi di SMPN 6 Nusa Penida. Kegiatan kedua, lomba membuat konten Nusa Penida untuk para relawan.
Day 4, Trip Nusa Penida dan beach clean up
Day 5, Closing Ceremony dan kepulangan volunteer
Menu Makanan
Salah satu hal yang bikin dag dig dug ser, sebagai pemilih makanan. Menu makanannya ada Nasi kentucky, Nasi Goreng, Nasi Kuning, Nasi Telur, Nasi Pindang, Gado-Gado,dll. Wow! Ada menu spesial yaitu Sate Lilit Sambal Matah. Aku jadi suka sambal matah semenjak makan Sambal Matah Bali.
Evaluasi Diri
Dulu dimasa sekolah kegiatan menginap bukan jadi hal yang ku suka. Selalu ada alasan yang ku buat untuk tidak mengikutinya. Tapi, sekarang aku merasa kegiatan yang memerlukan waktu bermalam menjadi menyenangkan.
Ada beberapa hal yang baru aku ketahui semenjak hidup mandiri di kos. Ternyata aku sensitif suara saat tidur, aku tidak bisa tidur dengan orang banyak dalam waktu lama, aku tidak mau makan makanan yang bercampur sambal (kecuali sambal bawang), dan aku tidak bisa tidur di kamar yang berantakan.
Banyak sekali pantanganku bukan? ikut volunteering juga melatihku untuk bisa beradaptasi disegala kondisi, lebih peka terhadap lingkungan, lebih kritis, dan lebih menghargai hidup.
Di hari keempat, tepat sebelum memasuki Kelingking Beach aku jatuh pingsan karena vertigo. Alasannya karena aku makan sedikit sebelum berangkat. Yup, aku tidak mau makan makanan yang tidak enak. Apalagi lauk pauk yang dicampur langsung sama sambal.
Tolong ya, wahai calon-calon panitia konsumsi, tidak semua orang Indonesia suka sambal termasuk aku. Aku bisa makan sambal paling 2-3x sebulan dan dalam porsi kecil. Karena inilah kondisi kesehatanku memburuk di hari terakhir.
Kesimpulan Cerita Relawan Part 2
Periode 23-27 September 2022 |
Aku tekankan bahwa ini adalah kegiatan sukarela, bukan berwisata / open trip. Jadi ekspetasi teman-teman jangan melewati garis "volunteering". Menjadi relawan memang susah dan capek. Apalagi kita juga harus ikhlas. Seikhlas apa sih kita mengabdi ke masyarakat?
Kita akan susah sinyal, air, makanan, listrik, atau kita bisa kesusahan dalam semuanya. Ini adalah sebuah tantangan wajib yang harus dilalui dan pastinya kita akan sering jalan kaki. Di Nusa Penida Alhamdulillah susah air saja dan sinyal lancar untuk kartu XL dan Telkomsel bahkan, ada wifi gratis tanpa password di desa. Aku sengaja tidak mengisi pulsa karena tujuan kedua di sini adalah puasa internet. Aku bebas dari kecanduan sosmed dan bisa fokus mengobrol lebih banyak ke teman-teman.
Aku belajar mengontrol ekspetasiku setelah sebelumnya zonk saat kegiatan relawan yang pertama (KLIK DI SINI). Rumah penduduk lokal juga sederhana tapi ini lebih dari cukup karena rumahnya bersih, terdapat dapur, dan kamar mandi.
Kalau kamu hanya ingin berwisata jangan ikut volunteering tetapi langsung ikut open trip. Di lapangannya kegiatan relawan akan lebih sulit. Menemukan warung sembako pun sudah sangat bersyukur.
Punya uang tapi tidak ada tempat untuk menghabiskan uang. Jangan manja dan mengeluh, sungguh ini kegiatan yang wajib dicoba meski seumur hidup sekali. Jangan salah pilih startup atau kamu akan menyesal seperti aku kemarin.
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di blog saya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan.